Jumat, 30 Mei 2014

Kapasitas untuk Memaafkan dalam Diri Kita







Hellooo guysss.. ^^
Posting kali ini saya akan mengangkat tema yaitu memaafkan...
Suatu tema yang hangat sekali untuk dijadikan pembahasan dalam menulis...
Sebenarnya tema ini sendiri menginspirasi saya setelah saya membaca sebuah buku dan berita. Bukan berita yang menyenangkan dan bukan buku fave saya sebenarnya, tapi cukup memberi pengajaran tersendiri...


Mari kita baca kisah dari "Sekolah West Nickel Mines"...
Kisah ini terjadi pada 2 Oktober 2006. Kisah yang terjadi adalah pembunuhan yang tragis. Pembunuhan yang terjadi dilakukan oleh seorang pria bernama Charles Carl Robert, dengan usia 34 tahun. Ironisnya, pembunuh juga membunuh dirinya sendiri setelah membunuh murid - murid di sekolah tersebut yang berusia kurang lebih 9 - 13 tahun. Charles adalah seorang ayah yang sempat kehilangan bayi perempuannya dan seorang yang melecehkan dua orang anak sanak saudaranya. 
Kejadiaannya.. Suatu pagi, Charles memasuki sekolah dengan membawa senapan, dan minyak pelumas. Tujuan awalnya diduga ingin melakukan pelecehan pada murid - murid perempuan di sekolah, namun karena polisi datang setelah seluruh guru dan semua murid laki - laki yang disuruh untuk keluar gedung sekolah menelepon mereka. Charles menyuruh sepuluh murid - murid perempuan yang berhasil disandera untuk berbalik menghadap papan tulis. Kepanikan yang diperolehnya setelah mengetahui polisi datang bertambah parah ketika dua dari murid - murid perempuan tersebut menunjukkan sikap berani dengan bertanya...
Marian Fisher, yang pertama kali berani bertanya, " Mengapa kamu mau membunuh kami semua?"
Membuat Charles akhirnya mengakui amarahnya kepada Tuhan karena ia kehilangan bayi perempuannya yang membuatnya marah, dan rasa bersalah yang tidak bisa ia lupakan karena telah melecehkan dua anak sanak saudaranya. 
Barbie Fisher yang merupakan adik dari Marian pun tidak kalah beraninya dengan mengatakan, " Tembaklah aku setelah kamu membunuh kakakku, baru setelah itu yang lainnya ".
Seluruh perasaan yang sudah berkecamuk dalam diri Charles membuat telunjuknya menekan kedua senapan yang ia bawa dengan membabi buta. Menembak semua murid - murid perempuan yang sudah ia sandera. Sasaran pertama memang ia tujukan pada Marian dan Barbie, lalu dengan masih membabi buta ia melepas peluru kepada semua murid perempuan yang ada di depannya. Setelah itu ia bunuh diri.
Polisi yang mendengar suara tembakan langsung bergerak menuju lokasi dan menyelamatkan korban berserta pelaku / tersangka. 
Barbie yang tadinya juga memiliki keberanian setelah melihat kakaknya, tetap selamat beserta korban lain yang hanya tertembak pada punggung dan lengan. Mereka yang selamatlah yang memberikan kebenaran cerita ini dan membawa pengalaman hebat ini dalam sisa hidup mereka.
Terlebih lagi, pengalaman ini tidak hanya menjadi hebat dalam konotasi negatif, namun positif juga. Karena, seluruh warga Amish yang mengetahui terdapat pembunuhan tragis di salah satu sekolah di tempat mereka melakukan pengampunan masal kepada yang bersalah beserta dengan keluarganya. Mereka melakukannya dengan mengumpulkan uang untuk diberikan pada korban dan keluarga tersangka. Lalu mengatakan bahwa jika Charles melakukan pelampiasan amarahnya dengan membunuh, maka kami melakukan pelampiasan dengan memaafkan.


   Kapasitas untuk memaafkan sebenarnya dimiliki oleh manusia. Melalui sikap memaafkan yang diberikan atau hanya diutarakan melalui perkataan membuat para peneliti meneliti tentang kapasistas untuk memaafkan, dimana penelitian ini dilihat dari kisah diatas, pembunuhan di Amish di West Nickel Mines School. Para psikolog memang tertarik dalam memahami kebenaran dari kehidupan manusia melalui berbagai dimensi yang ada termasuk pengalaman terburuk atau terbaik yang ada.
      Memaafkan. Apa sih memaafkan itu? Memaafkan diartikan melepaskan amarah atau dendam kepada seorang yang melakukan tindakan yang menyakitkan. Melalui memaafkan manusia menyadari bahwa ia akan berhenti mencari pelampiasan dalam bentuk apapun untuk menghilangkan marah dan dendam yang ada. 
        Terlepas bahwa orang Amish memegang kepercayaan dan keyakinan untuk lepas benar - benar dengan hal - hal yang berbau duniawi seperti membalas dendam, dan lain sebagainya, tindakan memaafkan yang dilakukan massal ini memang patut untuk dicontoh dan diberi penghargaan karena kita semua pasti menyadari bahwa memaafkan itu tidak semudah ketika mengatakannya.
          Tindakan memaafkan massal merupakan tindakan yang luar biasa, namun juga membingungkan. Banyak sekali psikolog yang sudah mengambil tema memaafkan ini sebagai bahan penelitian mereka. Seperti contohnya Michael McCullough dan rekan sejawatnya yang melakukan penelitian tentang memaafkan akhirnya menyatakan seperti berikut, 

"Kapasitas untuk memaafkan merupakan proses pengungkapan yang sering kali memakan waktu, dan terkadang memaafkan merupakan proses yang dinamis. Dinamis maksudnya, kita mungkin akan segera memaafkan seseorang, tapi kemudian kembali pada pikiran balas dendam atau amarah yang dirasakan."



Mengetahui kisah tersebut dan penelitian yang dilakukan membuat saya ingin membagikan lebih mengenai memaafkan. :) 

Tentu setiap kita memiliki emosi yang berupa marah, sedih, dan lain sebagainya ketika menerima perlakukan tidak menyenangkan atau bahkan sangat jahat. Saya sendiri pun juga memilikinya ketika saya merasa patah hati atau dikecewakan oleh teman. Tapi memang saya menyadari juga bahwa memaafkan itu memang prosesnya adalah dinamis. Terkadang masih terlihat bahwa tindakan maaf hanya ada sebatas mulut saja.

Seorang professor dari sebuah universitas Wisconsin Madison, dikenal sebagai Dr. Maaf atau Dr. Forgiveness.. Membaca artikel tentang nama beliau awalnya membuat saya geli XD, karena nama panggilannya lucu.. Namun membaca riset yang dilakukannya tentang hubungan antara memaafkan dengan kesehatan fisik dan psikologis bagus juga.

Riset yang beliau lakukan ternyata menghasilkan bahwa orang yang melakukan tindakan memaafkan ternyata meningkatkan fungsi kardiovaskuler dan sistem syaraf. Kecemasan, amarah, stress, depresi, bahkan frustasi yang dirasakan pun berkurang, sehingga semakin bertambah hari seseorang dapat hidup lebih berenerjik, mampu melupakan permasalahan dan emosi yang dipikirkan atau dirasakan sebelumnya. Memaafkan pun juga baik untuk kesehatan psikologis, seperti murung yang ada berganti dengan keceriaan yang terbangun dari usaha untuk melakukan tindakan memaafkan. Walaupun bertahap dan prosesnya dinamis, tapi akan berhasil ketika memang ada sebuah niat tulus, seperti kaum amish yang menerima dan memaafkan pelaku pembunuhan di salah satu sekolah. :)

Well, bagaimana denganmu?
Masikah menyimpan amarah, dendam, atau pikiran buruk kepada seseorang yang telah menyakitimu baik secara langsung atau tidak langsung?
:)
Tidak perlu melihat betapa hebatnya orang - orang Amish tersebut, tapi jauh lebih menyenangkan dan memuaskan jika kita dapat melihat diri kita sendiri dapat memaafkan mereka yang menyakiti kita.

Mungkin, terapkan seperti ini..
Kita sendiri berusaha dalam kehidupan sehari  - hari untuk tidak menyakiti orang lain karena kita sudah merasakan seperti apa tersakiti. Lalu jika kita menemukan orang yang menyakiti kita, dan kita berusaha memaafkan namun selalu gagal, berpikirlah bahwa mereka pun sebelumnya juga berusaha untuk tidak menyakiti kita. :) Jadi, bijak dan bisa dikatakan adil juga apabila kita bisa memaafkan mereka. :)

Baru saja saya ingin menutup posting ini sembari menonton berita, saya melihat ada berita bentrok antar warga dimana masalahnya sepele sekali. Masalahnya yaitu pembahasan yang pada akhirnya dibahas dengan kata - kata kasar dan bentakan. Dari hal yang kecil tampaknya, menjadi seperti perang.. See? Tidak mudah untuk memaafkan secara cepat, dan saya rasa kurang bijaksana jika kekerasan dan pembalasan menjadi solusinya. :)

Mari terus kita tanamkan kepada sekitar bahwa memaafkan bukan hanya untuk mencari kepentingan sendiri untuk kesehatan psikologis atau fisik, tetapi untuk sama - sama menjaga kedamaian yang memang layak untuk dipertahankan ada di dunia ini. :)







Selamat beristirahat, selamat malam, dan Have a good day! ^^

God bless you...  
              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar