Selasa, 27 Agustus 2013

Tidak Hanya Kita yang Menderita :)

Heloooo everybodyy..
Selamat siang menjelang sore..
:)

Its nice bisa posting lagi..
Di dalam benak saya ada ketidaktenangan ketika saya harus memendam apa yang saya dapatkan tadi malam. Ini salah satu dari beberapa pelajaran yang saya dapatkan yang rindu sekali untuk saya share kan dalam posting ini.. :)

Tadi malam, seperti biasa saya melakukan kewajiban saya sebagai seorang pekerja paruh waktu disalah satu cafe dalam kota ini (Semarang).
Menuju last order yang artinya adalah jam - jam tutupnya cafe, saya dan beberapa teman saya secara tidak langsung saling bercerita tentang masalah masing - masing.
Sebenarnya hal ini tidak ingin saya katakan sebuah kebetulan semata, karena menurut saya kita bertiga dapat saling bercerita satu sama lain pasti sudah ada waktunya dan pasti memang tadi malam saatnya menumpahkan segala yang ada di batin kami dimana itu membuat kami tidak tenang.

Percakapan ini pula yang memberi saya suatu pelajaran banyak sekali.. Bahkan satu cerita saja tidak cukup memberi satu pelajaran. hmmm.. Saya bahkan meneteskan air mata karena ketika mendengarkan cerita kedua teman saya mata dan telinga saja tidak cukup untuk digunakan demi memahami, tapi hati saya juga otomatis mengikuti alurnya cerita dan terenyuh karena tersentuh dan tersentak sadar akan beberapa hal dari cerita tersebut. :)

Dimulai dari cerita pertama..
Seorang yang bercerita tentang kisah ini adalah seorang wanita berumur kurang lebih 25 tahun. Panggil saja mbak N. Mbak N  adalah supervisor saya dalam pekerjaan ini. Beliau sebelumnya sudah bekerja diberbagai cafe dan akhirnya kembali pulang ke Semarang. Sepanjang perjalan pekerjaannya beliau juga mendapat banyak pelajaran dan pengalaman yang dijumpainya. Nah, salah satu kisahnya adalah sebagai berikut ini......
Mbak N bekerja disebuah restoran yang cabangnya banyak sekali. Sejak menginjak bulan kedua atau bulan ketiga mbak N mengenal salah satu customernya. Dia adalah seorang ibu. Mbak N adalah satu - satunya orang yang mengajak bicara ibu tersebut, teman kerjanya TIDAK ADA SATUPUN yang ikut mengajak bicara bahkan hanya sekedar menyapanya. Alasannya? Yang pertama penampilan ibu itu kumuh dan pakaian yang dipakai hanya itu - itu saja. Yang kedua, ibu itu sempat beberapa kali membawa makanan dari luar dan datang jam 11 malam hanya untuk membeli nasi saja sedangkan lauk yang dibawanya minta tolong dihangatkan oleh Mbak N. Yang ketiga, ibu itu menjadi pusat perhatian customer lainnya dan membuat suasana makan kurang menyenangkan dengan penampilan dan bau badannya. Hmm..
Tapi... Tahukah teman - teman? Dan menyangkakah teman - teman bahwa ibu itu adalah seorang kaya, dapat membiayai keempat anaknya sampai keluar negeri, dan tinggal di apartment?
Saya bahkan mbak N sekalipun tidak percaya juga. Tapi berhubung mbak N sudah diajak menginap di apartment jadi tidak mungkin pernyataan ini adalah sebuah kebohongan. :)
Yang menjadi pertanyaan yang perlu digaris bawahi adalah :
" Kenapa harta yang banyak sekalipun dapat membuat seseorang mampu untuk melepaskannya dan hidup sesederahana mungkin?"

:) 
Jawabannya adalah . . .
Ibu itu memiliki seorang suami yang selingkuh darinya..
Ibu itu punya perusahaan yang besar sekali tapi jatuh karena tidak ada yang mengurus setelah suaminya meninggal.
Suaminya selingkuh dengan pembantunya sendiri.
Pembantunya dan seluruh keluarganya sudah diijinkan tinggal dalam rumahnya yang besar dan luas tapi juga menginginkan hartanya. :)
Keempat anaknya, dua diantaranya mengalami gangguan dengan mentalnya.
Nah... Itulah yang menjadi dasar - dasar mengapa ibu itu mau dan mampu melepas semua hartanya. Itu dasar yang paling dasar dan beberapa alasan yang mendukung kenapa ibu itu melakukan semuanya sampai saat ini.
Hmm.. Sungguh ironis sekali apa yang terjadi dengan ibu itu.
Dan lebih ironisnya lagi adalah ibu itu sampai saat ini tidak mau memaafkan suaminya walaupun sudah meninggal. Dan masih menyimpan kepahitan itu. Ketika siapapun yang tau kisah ini dan menyinggung tentang suaminya itu, ibu itu akan emosi sekali.
Teman - teman bisa lihat kan?
Hidupnya sangat sederhana sekali. Bahkan sebenarnya ibu itu menjadi seorang yang sangat sangat hemat karena takut kehilangan hartanya. Bisa dijadikan kesimpulan sementara saja bahwa kesederhanaannya itu adalah tindakan untuk was - was akan harta yang habis. Bukan karena sederhana untuk hidup yang lebih baik.
Hmmm..
Well, sekalipun kita memiliki hidup mewah, hidup sederhana, hidup kekurangan, atau lainnya, kalau kita tidak mampu untuk merasakan kebahagiaan maka semuanya percuma saja. Tidak perlu munafik bahwa bahagia itu tidak ada tidak masalah. Itu adalah omong kosong. :)
Percaya atau tidak kebahagiaan itu sebenarnya dasar pada setiap manusia untuk dapat menjalani hidup ini juga dari antara jadwal lainnya. :)


Be happy teman - teman.. :)
Kita menyadari hari ini, bahwa bukan kita sendiri yang mengalami penderitaan dalam setiap segi kehidupan kita. Orang lain pun juga. :)
Hanya saja tingka penderitaannya mungkin berbeda - beda.
:)

Tuhan memberkatimu teman - teman.
 

Kamis, 22 Agustus 2013

Persahabatan Cita dan Asa

Selamattt malammmmm.... ^^

*pagi..siang..sore.. buat waktu kapanpun posting ini dibaca*
haha


Hmm hmmm hmmm..
Menghela nafas..
Siapa yang paling suka menghela nafasssss?
Fakta membuktikannn
Kalo capek... Menghela nafas..
Kalo pusing... Menghela nafas..
Kalo bingung... Menghela nafas...
Kalo sedih... Menghela nafas...
hahahaha

Fakta versi Dea tapii.. XD
Kenapa fakta versi dea?
Karena pelakunya adalah saya sendiri.. haha
Tapii, beberapa teman juga ada yang seperti itu *pembelaan-diri*
haha

Tapii.. Tahukah kamu?
Menghela nafas itu dapat menurunkan semangat dan minat...
Positifnya, saat menghela nafas kita memberi oksigen masuk dalam tubuh..

Nahh.. yang digaris bawahi adalah yang negativenya.. Yaitu menurunkan semangat dan minat..:)
Mungkin bagi sebagian orang yang tegar dan pendiriannya kuat, menghela nafas adalah sebagai sampingan untuk menghilangkan tekanan yang dirasakan tubuh dan memberi waktu oksigen masuk lebih dalam. Tapi untuk beberapa orang yang sudah merasakan putus asa, marah, pusing, bingung, dan lain - lain akan menganggap menghela nafas adalah hal yang otomatis akan keluar tanpa direncanakan oleh tubuh. Tapi dampaknya bisa membuat semangat tambah turun.. Dampak yang selanjutnya? Menyerah..

 Warning!!!
Ketika si menghela nafas sering terjadi dalam keseharian anda, biasakan untuk memiliki tameng terlebih dahulu!
Mengapa?
Karena dengan kita punya tameng, kita tahu setelah bseristirahat sejenak (baca:menghela nafas) kita sudah punya kewajiban untuk bangkit lagi, coba lagi, dan lanjutkan..

Kita ambil saja contohnya untuk Cita dan Asa..
Cita itu seperti wajah tanpa make up.
Dan Asa itu seperti make up.
 Andai saya... hahaha

Sekarang mari bayangkan bersama - sama...
Kita adalah seorang pria/wanita yang suatu hari pada usia berapa pun akhirnya menyadari secara penuh inilah wajah kita, cita kita.. Masih murni.. Masih polos..
Kita ingin memolesnya untuk lebih cantik atau lebih ganteng dari yang seadanya. :)
Yang kita lakukan apa?
Kita membeli alat make up baik untuk pria atau wanita. Dan sleanjutnya kita akan melakukan proses make up..
Seperti kertas kosong yang akan diberi sebuah gambar untuk dapat dipandang dan dinikmati si pelihatnya..
Saat kita melakukan proses make up, banyak yang dapat terjadi..
Kita bisa membuat alis yang kanan dengan sempurna, tapi alis yang kiri belum tentu bisa sama dan sempurna..
Kita bisa memberi lipstik tanpa keluar dari garis bibir yang dibentuk, atau kita memberi lipstik pada bibir dan hasilnya terlalu tebal atau melenceng.
Atau kita memberi blush on untuk tampak lebih manis pada pipi sebagai tujuannya, tapi bisa saja membuat kita tampak seperti genit atau terlalu menor karena blush on yang terlalu tebal..
Saat melakukan proses make up kita berusaha sebaik baiknya untuk membuat wajah alami kita tampak lebih indah..
Tidak salah.
Karena dari itulah terciptanya kreatifitas..
Terciptanya keberanian berkarya..
Terciptanya suatu kesalahan untuk menjadi pelajaran..

Nahh..
Bayangan diatas ini sama pula dengan kita dan cita kita..
Cita kita butuh asa yang harus dirajut..
Dari memasukan benang wol pertama pada lubang jarum..
Lalu berusaha memulai dari awal untuk merajut tanpa ada kesalahan sedikitpun demi kelanjutan dalam merajut asa..
Ditengah - tengah merajut asa untuk menggapai cita muncullah helaan nafas karena ketidaksabaran mulai muncul, munculah penundaan karena bosan, dan banyak hal yang biasa disebut rintangan atau cobaan.
Langkah selanjutnya apa?
Buatlah cita kita bersahabat dengan asa..
Saat seseorang ditanya tentang cita - citanya apa, ia yang sangat menyukai citanya akan menjawab dan menceritakan dengan penuh semangat. Tapi tidak menyertakan rajutan asanya.. :)
Saya baru menyadari ketika sebenarnya cita itu perlu untuk tetap disandingkan dengan asa.
Mereka perlu untuk berhsabat.
Karena sama dengan NOL BESAR ketika kita menggebu - gebu dengan cita kita tapi kita tidak menggebu - gebu dengan asa yang ada. Mereka tidak akan pernah menyatu jika tidak kita satukan.
Terlebih lagi asa yang dirajut tidak sejalan atau tidak sesuai dengan cita apa yang akan kita wujudkan..
:)

Buatlah citamu dapat bersahabat dengan asamu..:)
Sehingga kedepan jalanmu untuk membuat citamu berhasil digapai akan menjadi jalan yang sukses untuk dibagikan dalam cerita atau lainnya. :)
Bagaimana caranya?
Semua orang punya caranya sendiri untuk membuat citanya, menyusun asanya, dan membuat keduanya bersahabat.. :)
Hanya mungkin sama untuk satu hal..
Yaitu jangan biarkan helaan nafas, cobaan, atau rintangan lainnya menjadi penghalang bahkan sebagai penghancur.. ;)

Semangatttt temannnn!!
Saya juga masih berjuang untuk mempertahankan asa dan cita.. ^^
Satu lagi, tidak ada waktu yang terlambat, usia yang terlalu tua untuk memulai memutuskan apa cita kita dan rajutan asa seperti apa yang akan dirajut.. ^^


God bless you.. 

Selasa, 20 Agustus 2013

Nasib BUKAN Penghambat

Malam teman temannn.. ^^
Ketemu lagiii.. Dan selalu dengan waktu malam hari (untuk kondisi saya)..
hahaha
Maklum..
Kembali menulis lagi setelah beberapa minggu dan harus menyempatkan waktu untuk menulis disela - sela kesibukan paruh waktu yang sebenarnya sangat menyibukkan walaupun dikatakan paruh waktu.. -_- Bicarain apa jadi ga nyambung juga nih kalau malam gini.. haha.. Kalimat barusan berasa ga bener deh susunan katanya.. Tapi lupakan.. Basa basi sajaaa.. haha.. :p


Well..
Saya mungkin belum bercerita lengkap apa sih pekerjaan paruh waktu saya.
Dalam posting sebelumnya pun saya mungkin mengatakan bahwa saya sulit menulis kembali sejak melakukan paruh waktu dan menunda - nunda untuk melakukan beberapa hal.
Saya mulai memberanikan diri saya dan menginjak gengsi saya yang sebelumnya selangit untuk bekerja disebuah cafe tea.. :)
Mengapa?
Alasan pertama, saya sedang melakukan yang namanya Take Action. :)
Take action, karena saya adalah seorang gadis biasa yang punya banyak impian luar biasa didalamnya.. :)
Nah salah satunya adalah saya ingin one day memiliki sebuah cafe yang punya style saya sendiri. Dan dari menjadi pekerja disalah satu cafe di kota Semarang ini saya ingin mengambil banyak ilmu, pengalamannya. Sebelumnya saya hanya berani mengucapkan saja impian saya tapi tidak berani bertindak. Dan pertengahan july lalu saya mengambil keputusan untuk melakukan keberanian yang bisa menjadi anak tangga pertama untuk menggapai salah satu impian saya tadi. :)

Tapiii..
Inti posting ini bukan cerita singkat diatas..
Yang ingin saya sampaikan justru mengenai teman saya yang juga bekerja di cafe tersebut.
hehe
Pertama saya kerja dan bertemu teman ini saya melihat bahwa kerjanya cepat, cepat tanggap, tidak pernah berhenti untuk melakukan apapun yang bisa dilakukan. Pokoknya dia adalah tipe pekerja keras.
Kami berbincang - bincang dan lama kelamaan jadi akrab.
Teman saya ini jauh lebih muda 3 tahun dibawah saya usianya.
:)
Tapi walaupun ia masih muda saya ternyata justru belajar banyak dari dia.
Salah satunya adalah apa yang akan saya katakan di posting ini.
Saya belajar seperti apa yang sudah saya tuliskan di judul posting ini, nasib BUKAN penghambat.
Saya belajar benar dan menjadi sangat melek mata tentang pelajaran ini.
Yang pertama saya ketahui dan kaget adalah usianya masih muda tapi pekerjaan yang bisa dikatakan tidak seberapa gajinya ini tetap dia lakoni untuk sesuatu hal.
Yang kedua, sebelum bekerja di tempat dimana saya juga bekerja teman saya ini bekerja di Kalimantan dan tinggal menumpang di rumah orang. Tapi tidak lama. Kembali ke Magelang tempat asalnya dan mulai kembali merantau di kota yang dekat dengan tempat lahirnya.
Kembali tujuannya tetap tidak tergeser walaupun apa yang dikumpulkannya sekarang ini tidak seberapa dibanding tempat sebelumnya yang jaraknya jauh sekali dari rumahnya.
Saat saya tanya, kenapa kamu tidak melanjutkan kuliah saja?
Jawabannya adalah, "Keluarga tidak mampu. Meskipun diusahakan, saya juga harus ikut serta membanting. Untuk itu saya punya otak dan saya punya akal budi yang gratis diberikan dari yang kuasa. Saya menyusun target dan beberapa rencana ditambah rajin menabung, mbak. Saya akan menggunakan semuanya itu untuk cita - cita saya. Walaupun pelan , tapi saya yakin saya bisa. Dimulai dari tempat ini.".

Wow.. haha..
Jawabannya hebat jika dibaca sekilas dan tidak tahu orangnya seperti apa, tapi jika sudah tau dan mengenal lebih dalam perkataannya tidak hanya sekedar perkataan. Teman ini benar - benar melakukannya. :)

Saya melihat sekali lagi, bahwa ada orang yang membuktikan bahwa nasib BUKAN penghambat.
Nasib bisa diubah.
Tapi nasib butuh pengubah untuk dapat diubah.
Nah itulah yang jadi kendala sampai hari ini jika orang - orang yang kesusahan menjawab, "Nasiblah ini.. Mau gimana lagi" Atau jawaban serupa lainnya.
Tidak sedikit yang mau memahami perjalanan hidupnya dan mengubah dengan cara dan tindakan yang bisa mereka jangkau.
Tidak sedikit yang hanya berpasrah saja tanpa mencoba. Ingat lho, berpasrah tanpa mencoba.. Peluang banyak, cara banyak, semangat bisa dihasilkan, kemampuan bisa diasah, kegagalan bisa dipelajari, tapi jika si pelaku perubahan tidak ada atau punya minat tapi tindakannya kosong maka sama saja.
:)
Ada yang mengatakan seperti ini, "Apa yang kita lakukan menentukan dua hal : menghambat atau mejembatani:"
Saya rasa kalimat diatas bisa menjadi penambah semangat jika mungkin ada diantara kita yang masih hanya bergantung pada nasib tapi tidak punya cara atau tidak tahu caranya. :)
Buatlah pilihan dan COBALAH.. :)

God blesss

Senin, 19 Agustus 2013

MENUNDA

Haiii haii temannnn..
Selamat malammm.. ^^

Berasa kaku kembali ke blog lagi..
Biasanya kasi pembukaan simple banget buat di blog tapi kali ini bingung mau gimana.. haha
Tapi mau gimana pun kakunya kembali nulis di blog harus tetap nulis..
Di otak saya ini sudah seperti benang yang ruwet, banyak yang mau ditulis dan dishare tapi karena kesibukan dan menunda terus jadi ketumpuk terus ruwet dehh.. Ga tau harus nulis darimana.
Tapi berhubung tema yang keluar kali ini tentang menunda, jadi PAS SEKALI kalau saya membagi hal - hal tentang menunda.. :)


Setelah masuk kuliah psikologi, pengetahuan tentang kata - kata ilmiah semakin bertambah juga. Nah kata menunda ini kalau dalam dunia psikologi disebut dengan prokrastinasi. Efek dari menunda banyak sekali, dan percaya atau tidak menunda dalam arti melakukan sesuatu akan jauh lebih banyak memberi efek yang negatif. :)  Lebih jauhnya lagi yang namanya menunda itu seperti VIRUS untuk selanjutnya.. Perlu buktinya? Saya punya. Karena . . . . saya sendiri yang mengalami.. :p


Pertama, dalam hal menulis.
Saya suka sekali menulis. Baik di blog, baik di buku rahasia saya, baik di majalah dinding kampus, dll.
Boleh dikatakan menulis itu seperti teman dari kecil.
Tapi, lama kelamaan dengan bertambah usia, dengan bertambah banyak tanggung jawab, dan hal - hal yang harus dikerjakan, saya juga akan mengalami yang namanya krisis waktu. Apa artinya krisis waktu? Artinya waktu yang awalnya banyak sekali kita miliki waktu anak - anak untuk melakukan apa yang kita sukai akan semakin berkurang dan bisa sampai pada tahap krisis ketika seseorang sampai pada tahap produktif. Semakin banyak tangung jawab, semakin banyak pekerjaan, semakin SEDIKIT waktu. :) Ini bukan mengada -ada lho, tapi kenyataan. Saya mengalaminya.

Ketika masih smp, sma, dan kuliah pada semester awal (1-4), saya benar - benar belajar bagaimana menerima berbagai tanggung jawab, tapi tidak dengan waktu. Saya merasa bahwa semakin lama waktu untuk meluangkan diri saya dalam hobi semakin berkurang. Kalau boleh jujur, dalam hati saya merasa tertekan. Karena apa? Saya merasa tidak bisa leluasa karena waktu, seperti terbatasi untuk mendalami cita - cita dan memperluas hobi.

Melalui hal pertama ini saja, saya rasa teman -teman juga akan mampu mengambil beberapa pesan negatif dari adanya menunda - nunda pekerjaan / hal lainnya.
TERBATASI WAKTU
TIDAK LELUASA
TERTEKAN
Itu tiga hal yang boleh saya tarik untuk dijadikan kesimpulan apa yang saya dapat dari menunda menulis, menunda memperluas hobi saya. :)
Itu baru kesimpulan lho, mau tahu hasilnya?
Yang pertama, sekarang saya merasa kalau menulis di blog akan mulai terasa susah. Terlebih untuk merangka. Merangkai kata mudah, tapi merangka untuk bagaimana menyampaikannya serasa buntu di otak saya. hmm.. So sad:( Saya ingin berteriak kepada waktu kalau waktu bisa diajak bicara, "Hey, kasih dea waktu lebih donkkk.. :(" haha.. Tapi sayang sekali, waktu itu guru yang berharga, jadipercuma kita berteriak dan memberontak, karena dia akan selalu mengejar dan mengajar kita banyak hal. Kalau kita berhenti? huuu... Mengerikann..
Yang kedua, saya melewatkan banyak sekali lomba menulis dalam tahun ini. Seharusnya ada lima lomba yang bisa saya ikuti tentang menulis tapi karena menunda - nunda saya melewatkannya.
Hmm..

Itu bukti pertama bagaimana menunda itu memberikan efek negatif yang terus menerus dan selalu bersambung. :) Terlebih lagi bagaimana dengan menunda banyak hal? MENGERIKAN.. :o


Tapi saya rasa untuk masa sekarang ini satu bukti saja tidak cukup..
Hal lainnya tentang menunda adalah . . .

Tentang tanggung jawab.
Posisi saya selain sebagai anak, pacar, teman, adalah sebagai mahasiswi.
Saya sebagai mahasiswi punya tanggung jawab untuk mempertahankan nilai sebagai syarat beberapa hal dalam kuliah. Itu sudah seperti hukum mutlak. :)
Nah disemester ini, saya seperti mendapat tamparan tentang menunda.
Menunda untuk merevisi nilai. Saya mendapat nilai yang bukan nilai saya. Apa hasilnya ketika saya menunda membenahi nilai saya? Sekarang saya harus berurusan panjang dengan dosen untuk mendapat ganti nilainya. Bukan masalah besar sih, tapiiii... Setidaknya ketika saya bisa cepat dalam merevisi nilai maka saya tidak perlu menikmati liburan ini untuk kembali ke kampus untuk membenahi nilai, atau bisa saja saya tidak perlu membuat diri saya kecewa karena menunda membenahi nilai.
Kasusnya simpel kan teman - teman? Tapi apa hasilnya? :)
Banyak ruginya juga kan?

Well, masih butuh bukti lagi kah tentang bagaimana menunda - nunda mengerjakan sesuatu adalah MENGERIKAN ???

:)

Mungkin satu lagi, yang terakhir tapi ini bukan dari saya. :)
Pengalaman yang dialami teman dari teman saya.
Baru saja almarhum meninggalkan dunia.
Hal yang menjadi salah satu penyebab, bukan sebagai penyesalan. Ingat,  bukan sebagai penyesalan tapi sebagai pelajaran yang bisa dikatakan sebagai salah satu penyebabnya. :)
Menunda untuk memeriksakan diri ke dokter. Halnya sama, sepettinya simple. Karena simple itulah diremehkan, tapi kalau boleh saya mengatakan bahwa penundaan pemeriksaan ini mengakibatkan nyawa melayang. :)
Teman ini adalah orang yang suka sekali berolah raga. Orang awam akan langsung berasumsi bahwa rajin berolah raga pasti badannya sehat, namunn, bukan selalu seperti itu kenyataannya. Teman ini sudah merasakan ada yang ganjil dengan pernafasannya. Ia merasa perlu untuk memeriksa ke dokter, namun ia menunda. Sudah berkali - kali ditunda. Baik ditanya orang tua, disarankan teman tetap saja ada penundaan. Sampai suatu malam karena lelah olah raga esok harinya meninggal. Setelah di autopsi, hasilnya dari dokter adalah ada masalah di jantung dan paru - paru sekalipun rajin berolah raga, dan sepertinya terlambat diperiksakan sehingga dampak atau akibatnya pun tidak diketahui.

Well, adakah sisi positif yang dilahirkan oleh penundaaan ada?
Tidak ada.
:)

Penundaan seperti narkoba yang masuk di zona nyaman kita.
Sekali kita memakai narkoba, kita akan ketagihan untuk menikmati kembali karena rasa nyaman yang didapatkan akan semakin nyaman.
Begitu pula penundaan, semakin kita menunda hal - hal yang seharusnya mampu kita kerjakan saat itu, dan kita mendapat rasa nyamannya kita akan melakukan terus menerus demi memuaskan rasa nyaman kita.
Tapi perlu diketahui, narkoba punya efek sampingnya, dan itu buruk. Penundaan? Juga punya efek samppingnya, dan itu SAMA BURUKNYA. :)

Ubahlah dari awal selagi kita bisa mengubah ke arah yang baik.
Tidak akan ada perubahan tanpa tingkah yang segera dilakukan.. :)

Ini berlaku untuk semua jenis penundaan teman - teman, tanpa pengecualian.. :)

Bukan saya mengajari untuk terburu - buru dalam segala hal. Tapi seperti kata pepatah,
Lebih baik mencegah daripada mengobati. :) hehe

God bless youu.. ^^